Balikpapan, 20 November 2024 – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (STIEPAN), Prof. Dr. Suhartono, S.E., M.M., menyampaikan kebanggaannya atas partisipasi STIEPAN dalam The 2nd OJK International Research Forum (IRF) 2024 yang digelar di Nusa Dua, Bali. Forum bergengsi ini mempertemukan para akademisi, regulator, dan praktisi untuk mendiskusikan inovasi keuangan guna membangun masa depan keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Momentum Strategis untuk Pendidikan dan Penelitian
“Forum ini bukan hanya sebuah acara, tetapi momen penting untuk bertukar gagasan, membangun kolaborasi, dan menunjukkan bahwa pendidikan tinggi mampu menjadi katalisator dalam menciptakan inovasi keuangan yang relevan dan berdampak nyata,” ujar Prof. Suhartono.
Dengan tema “Driving Financial Innovations to Enhance a Better Financial Life”, forum ini menghadirkan para pakar dan praktisi global untuk membahas perkembangan teknologi keuangan, termasuk penggunaan artificial intelligence (AI). Prof. Suhartono melihat ini sebagai peluang besar bagi STIEPAN, yang memiliki Program Studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen, untuk berperan aktif dalam menjawab tantangan era digital.
Inovasi Keuangan: Peluang dan Tantangan
Prof. Suhartono menggarisbawahi bahwa perkembangan teknologi seperti AI telah membawa efisiensi di sektor keuangan, mulai dari analisis kredit hingga deteksi risiko gagal bayar. Namun, ia juga menyoroti sisi gelap teknologi ini, seperti risiko keamanan data, ancaman terhadap tenaga kerja, dan akurasi otomatisasi pengambilan keputusan.
“Di sinilah peran dunia pendidikan menjadi krusial. Kita harus menghasilkan penelitian yang tidak hanya mengidentifikasi tantangan, tetapi juga menciptakan solusi konkret yang aplikatif. Penelitian tentang the dark side of technological implications, hukum digital, hingga implikasi UU ITE harus diarahkan untuk memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan sektor keuangan,” tegasnya.
STIEPAN: Menjembatani Kesenjangan Digital dan Finansial
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, STIEPAN berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan digital melalui literasi keuangan dan inovasi berbasis teknologi. Prof. Suhartono percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk memastikan masyarakat yang unbanked dan underbanked tidak semakin tertinggal dalam arus transformasi digital.
“Kita tidak hanya berbicara tentang teknologi, tetapi bagaimana teknologi itu memberi manfaat nyata. AI, misalnya, bisa menjadi alat yang luar biasa untuk memperluas akses ke layanan keuangan, namun harus disertai dengan regulasi yang jelas dan literasi yang memadai,” jelasnya.
Kontribusi untuk Masa Depan Keuangan yang Lebih Baik
Prof. Suhartono juga mengapresiasi OJK yang telah menginisiasi forum ini sebagai ruang untuk bertukar wawasan mengenai riset dan praktik terbaik dalam inovasi keuangan. “Kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan akademisi adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa inovasi keuangan tidak hanya menciptakan efisiensi, tetapi juga inklusivitas dan keberlanjutan. STIEPAN bangga menjadi bagian dari diskusi ini,” ujarnya.
Melalui partisipasi di forum ini, STIEPAN menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya mendidik generasi muda, tetapi juga aktif berkontribusi dalam membangun sistem keuangan yang lebih inklusif, aman, dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
Relevan, Inklusif, dan Berdaya Saing Global
“Forum seperti ini membuka mata kita bahwa tantangan teknologi harus dihadapi dengan kolaborasi dan inovasi. Pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan penelitian yang dilakukan mampu menjawab kebutuhan nyata masyarakat dan dunia usaha,” pungkas Prof. Suhartono.
Dengan semangat kolaborasi, STIEPAN siap menjadi bagian dari solusi untuk membangun masa depan sektor keuangan yang lebih baik, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga untuk dunia. (by PIKAT STIEPAN).
-end-